First Job
Suatu tempat yang terus terngiang-ngiang yang terus diucap oleh orangtua, teman kuliah, panutan (seseorang yang menjadi cerminan), atau sekedar lewat di internet. Perhaps yang selama ini terpendam yang selalu menjadi idaman kita sendiri sedari dulu. Tapi apakah kenyataannya sejalan sedemikian indah angan-angan itu? Bisa jadi.
Obviously, semua orang ingin kenangan yang manis when they landed on their first job. Tidak perlu muluk-muluk untuk menetapkan pekerjaan pertama ini toh untuk melepas kepenatan perkuliahan. Ya memang kita harus memiliki target yang tinggi, tapi apakah kita akan memulai awal yang baru dengan pijakan yang setinggi itu. Langkah awal yang mantap dan tepat bisa jadi menjadi permulaan yang kokoh.
Namun tidaklah mudah mencari pekerjaan dengan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Apakah pekerjaan tersebut sudah sesuai dengan background pendidikan kita atau belum. Atau jangan-jangan akan merencanakan untuk melawan arus? Sungguh menantang jika dipikirkan. Apapun itu harus dijalani sebaik-baiknya.
Jika kita sudah menemukan pekerjaan yang cocok dengan apa yang kita mau, pertanyaan selanjutnya apakah salary dan lingkungan pekerjaannya sudah memadai ekspetasi. Tentu jika berbicara mengenai gaji, merupakan topik yang sensitif bagi kebanyakan orang. Untuk fresh graduated, jika gaji pertama kita sudah menyentuh Upah Minimum Regional (UMR) itu bagus. Setiap orang punya preferensi yang berbeda-beda dan itu sah-sah saja. Seperti minimum gaji harus besar karena tingkat kesulitan pekerjaan yang tinggi atau cara untuk mendapatkan pekerjaan tersebut terbilang sulit.
Google's office |
Selanjutnya mengenai lingkungan pekerjaan yang nyaman itu ada dua yang berpengaruh yaitu, tempat dan coworkers. Tempat kerja sangat mempengaruhi mood dalam bekerja, lihat saja kantor dari start up ini, sangat unik dan dapat membangun suasana yang lebih fresh.
Teman sekantor dan atasan merupakan faktor sangat berpengaruh dalam membangun kualitas kerja pada seseorang. Bila mendapatkan atasan yang sangat "strict" mungkin akan membangun lingkungan kerja yang lebih disiplin namun juga akan cangung dalam bersosialisasi. Berbeda hal jika atasan lebih "hummble" untuk komunikasi akan lebih dekat tapi dari segi kualitas akan berbeda cerita. Namun kualitas kerja tidaklah ditentukan oleh "steriotype"tertentu, tapi kembali lagi dari invidu itu sendiri.
Coworkers
Apakah sifat seseorang berpengaruh terhadap cara kita berkomunikasi dalam bekerja? Tidak, dalam bekerja kita harus mengesampingkan sesuatu yang sifatnya personal demi membangun komunikasi kerja yang baik. Ya, sifat acuh juga harus dipertimbangkan dalam bekerja. Jika teman kerja kita menyebalkan karena tidak memberikan feedback yang baik, kita harus tetap fokus dalam progress kerja.
Demikianlah pengalaman yang dapat dishare selama bekerja kurang dari satu tahun hehe. Ya mungkin hanya sedikit yang dapat dibagikan karena masih "anak kemarin sore". Jika readers berkenan silahkan bagikan pengalaman first job kalian hehe. Thankyou~
Image Source :gstatic, Liip, adipsi.org
Komentar
Posting Komentar